Minggu, 29 Desember 2019





A.   PENGERTIAN PROPRLLER SHAFT
                  Fungsi dari propeller  berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential. Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang atau rear axle disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. 
Lebih jelasnya, fungsi dari poros propeller antara lain :
·                     Untuk dapat meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke differential dengan lembut
·                     Untuk meneruskan tenaga atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke differential pada saat kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata (naik turun)
·                     Dapat menyesuaikan terhadap perubahan jarak antara transmisi dengan differential ketika kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata

Slip yoke
Slip yoke berfungsi untuk menghubungkan poros output transmisi ke sambungan universal atau universal joint pada bagian depan.

Front universal joint

Front universal joint atau sambungan universal depan berfungsi untuk mengikat slip yoke pada drive shaft atau poros penggerak.
Drive shaft
Drive shaft atau poros penggerak berfungsi untuk meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari front universal joint ke rear universal joint (sambungan universal pada bagian belakang).
Rear universal joint
Rear universal joint atau sambungan universal belakang berfungsi untuk melenturkan sambungan yang menghubungkan antara poros penggerak (drive shaft) ke yoke.
Yoke
Yoke berfungsi untuk memegang rear universal joint (sambungan universal belakang) dan menghubungkan poros propeller ke differential belakang.

Tipe-tipe poros propeller :
Pada umunya poros propeller terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe 2 universal joint dan tipe 3 universal joint
Tipe 2 universal joint
Pada poros propeller tipe 2 universal joint, poros propeller ini memiliki 2 buah sambungan universal (universal joint). Perhatikan gambar dibawah ini :

                    Tipe 3 universal joint

Pada poros propeller tipe 3 universal joint, poros propeller ini memiliki 3 buah

sambungan universal (universal joint). Perhatikan gambar dibawah ini :

Universal join yang terdapat pada poros propeller harus dapat mengatasi segala kondisi untuk menyalurkan tenaga putar dari transmisi ke differential jika poros propeller sedang berputar tanpa mengalami kerusakan atau patah. Sehingga pada universal joint harus memenuhi beberapa syarat di bawah ini :
·                     Harus dapat menghindari dari kemungkinan terjadi kerusakan pada saat     poros propeller bergerak naik turun.
·                     Harus dapat berputar halus tanpa adanya suara (berisik).
·                     Harus memiliki kontruksi yang sederhana dan tidak mudah rusak.

     Jenis-jenis sambungan universal (universal joint)dilihat dari kontruksinya dapat dibedakan menjadi :
Hooke’s joint

Pada universal joint jenis hooke’s joint terdapat 2 macam yaitu tipe solid bearing cup (sambungan universal yang dapat dibongkar) dan tipe sheel bearing cup (sambungan universal yang tidak dapat dibongkar). Jenis hooke’s joint dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
 .Slip joint

Panjang dari poros propeller dapat berubah-ubah karena disebabkan adanya perubahan jarak atau posisi dari transmisi dan differential. Pada bagian ujung poros propeller yang terhubung pada output transmisi dihubungkan dengan alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini bertujuan agar panjang dari poros propeller dapat menyesuaikan dengan jarak antara output transmisi dengan differential.

Trunion joint
Pada universal joint jenis trunion joint, sambungan ini merupakan kombinasi dari jenis hooke’s joint dengan slip joint. Didalam bodi terdapat alur yang berfungsi sebagai tempat masuknya poros propeller dan ujung pin dipasangkan ball. Model ini sudah jarang digunakan, karena dalam pemindahan tenaga putar dari mesin kurang baik dengan jenis slip joint sendiri.

Flexible joint
Pada universal joint jenis flexible joint ini terdiri dari karet kopling yang keras dan terletak diantara dua buah yoke yang berbentuk kaki tigConstant velocity joint
Pada universal joint jenis constant velocity joint dapat memindahkan gaya putar lebih lembut dibandingkan dengan jenis hooke’s joint.
A. Pemeriksaan Poros Propeller
1.     Pemeriksaan kebengkokkan
2.                  Letakan poros propeller pada v- blok seperti pada gambar.
3.                  Lalu setting dial indicator untuk pengukuran dengan menekan bagian tengah dari poros propeller.
4.                  Putar poros propeller secara perlahan hingga satu putaran, sambil membaca pergerakan jarum di dial indicator tersebut.
5.                  Jika hasil pengukuran lebih dari 0,8 mm, maka poros propeller sudah terlalu bengkok dan harus diganti.
Pemeriksaan universal joint
1.                  Lakukan penarikan atau penekanan seperti pada gambar kea rah maju atau mundur dari universal joint di poros propeller. Lakukan hal ini sambil menahan poros propeller.
2.                  Rasakan apakah terjadi gerakan pada universal joint yang menunjukkan bahwa sambungan dari universal joint kendor. Jika terasa bisa ada gerakkan antara universal joint dengan poros propeller, maka bearing pada universal joint sudah rusak.
Perbaikannya adalah membongkar universal joint tersebut dan mengganti bearingnya. Pembongkaran universal joint ini membutuhkan peralatan khusus yang bernama tracker, sehingga pembongkaran tidak merusak atau membuat lecet pada bagain dari universal joint.

Kerusakan pada poros propeller shaft akan dirasakan dengan getaran pada body mobil. Dan dampak paling buruknya adalah baut – baut sambungan dari poros propeller ke gardan bisa patah. Di jalan ibukota Jakarta pernah terjadi peristiwa sebuah truk terbakar, akibat adanya percikan api yang ditimbulkan karena poros propelernya patah dan terseret di jalan. Sebagaimana anda ketahui juga bahwa tangki bahan bakar truk sangat dekat dengan poros propeller. Memang kejadian ini sangat langka terjadi, tapi kerusakan poros propeller ini tidak bisa dianggap remeh. Sebab keselamatan pengendara dan penumpang menjadi taruhannya

Keausan dan kerusakan center support bearing Periksalah bahwa bearing dapat berputar dengan       bebas tanpa hambatan namun tidak longgar/ goyang/ kocak

Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke Lakukan pengamatan secara visual terhadap kondisi      spline. Lakukan pengujian dengan memasangkan sleeve yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve    yoke dan gerakkan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi kekocakan yang berlebihan tetapi      bisa bergerak maju mundur dengan lancar.

   Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang. Menggunakan metode yang sama dengan di atas lakukan pengecekan alur-alur ujung      propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang.